Rabu, 17 Agustus 2011

Pengertian Kecacatan atau Disabilitas

Pengertian Kecacatan atau Disabilitas

Pengertian

Cacat adalah kelainan fisik dan atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan bagi baginya untuk melakukan kegiatan secara layak.

Sedangkan, cacat tubuh adalah gangguan yang menurut ilmu kedokteran dinyatakan mempunyai kelainan/gangguan pada alat gerak yang meliputi tulang, otot dan persendian baik dalam struktur atau fungsinya, sehingga dapat merupakan rintangan atau hambatan baginya untuk melaksanakan kegiatan secara layak.

Dilihat dari aspek fisik anak kelompok ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

· Tuna Netra

Seseorang dikatakan tuna netra apabila mereka kehilangan daya lihatnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan fasilitas pendidikan awas/normal pada umumnya sehingga untuk mengembangkan potensinya diperlukan layanan pendidikan khusus. Tuna netra dibagi menjadi dua , yaitu:

1. Kurang awas (low vision), yaitu seseorang dikatakan kurang awas bila ia masih memiliki sisa penglihatan sedemikian rupa sehingga masih dapat sedikit melihat atau masih bisa membedakan gelap dan terang.

2. Buta (blind), yaitu seseorang dikatakan buta apabila ia sudah tidak memiliki sisa penglihatan sehingga tidak dapat membedakan gelap dan terang.

Ciri-ciri fisik:

1. Memiliki daya dengar yang sangat kuat sehingga dengan cepat pesan-pesan melalui pendengaran dapat dikirim ke pusat pengertian di otak.

2. Memiliki daya perabaan langsung dapat dikirim ke pusat pengertian di otak.

3. Kadang-kadang mereka suka mengusap-usap mata dan berusaha membelalakkannya.

4. Kadang-kadang mereka memiliki perilaku yang kurang sedap bila dilihat oleh orang normal pada umumnya atau dengan sebutan blindism (misalnya: mengkerut-kerutkan kening, menggeleng-gelengkan kepada secara berulang-ulang dengan tanpa disadarinya).

· Tuna Rungu

Seseorang dikatakan tuna rungu apabila mereka kehilangan daya dengarnya sedemikian rupa sehingga untuk pengembangan potensinya diperlukan pendidikan khusus. Tuna rungu dibagi dua, yaitu:

1. Tuli (deaf)

Jika mereka kehilangan kemampuan mendengar 70 dB atau lebih sehingga akan mengalami kesulitan untuk dapat mengerti atau memahami pembicaraan orang lain melalui pendengarannya, walaupun dengan menggunakan atau tidak menggunakan alat Bantu dengar.

2. Lemah Pendengaran (a hard of hearing)

Jika mereka kehilangan kemampuan mendengar berkisar antara 35-69 dB, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk mendengar tetepi tidak terhalang baginya untuk mengerti pembicaraan orang lain walaupun dengan menggunakan atau tidak menggunakan alat Bantu dengar (Moores, 1987:5).

Ciri-ciri Fisik:

Pada umumnya berjalan agak membungkuk dan seperti sempoyongan akibat dari kerusakan alat keseimbangan di telinga bagian tengah.

Ciri-ciri Mental:

Pada umumnya seperti tetapi sebenarnya dia normal (bodoh semu) akibat dari ketidakmendengarannya sehingga kurangnya informasi yang diterima di pikiran/otak.

Ciri-ciri social:

Pada umumnya sering menaruh curiga terhadap orang-orang yang ada disekitarnya.

· Tuna Daksa

Seseorang dikatakan mengalami ketunadaksaan apabila terdapat kelainan anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk sehingga mengakibatkan turunnya kemampuan normal untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu dan untuk mengotimalkan potensi kemampuannya diperlukan layanan khusus. Tuna daksa ada dua kategori, yaitu:

1. Tuna daksa orthopedic (Orthopedically handicapped), yaitu mereka yang mengalami kelainan, kecacatan tertentu sehingga menyebabkan terganggunya fungsi tubuh. Kelainan tersebut dapat terjadi pada bagian tulang-tulang, otot-otot tubuh maupun pada daerah persendian, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh kemudian. Contoh: anak polio.

2. Tuna daksa syaraf (Neurologically handicapped), yaitu kelainan yang terjadi pada anggota tubuh yang disebabkan gangguan pada urat syaraf. Salah satu kategori penderita tunadaksa syaraf dapat dilihat pada anak cerebral pasly.

Ciri-ciri fisik:

Memiliki keterbatasan atau kekurangan dalam kesempurnaan tubuh. Misalnya tangannya putus, kakinya lumpuh atau layu, otot atau motoriknya kurang terkoordinasi dengan baik.

Ciri-ciri mental:

1. Memiliki kecerdasan normal bahkan ada yang sangat cerdas.

2. Depresi, kemarahan dan rasa kecewa yang mendalam disertai dengan kedengkian dan permusuhan. Orang tersebut begitu susah dan frustasi atas cacat yang dialami

3. Penyangkalan dan penerimaan, atau suatu keadaan emosi yang mencerminkan suatu pergumulan yang diakhiri dengan penyerahan. Ada saat-saat di mana individu tersebut menolak untuk mengakui realita cacat yang telah terjadi meskipun lambat laun ia akan menerimanya.

4. Meminta dan menolak belas kasihan dari sesama. Ini adalah fase di mana individu tersebut mencoba menyesuaikan diri untuk dapat hidup dengan kondisinya yang sekarang. Ada saat-saat ia ingin tidak bergantung, ada saat-saat ia betul-betul membutuhkan bantuan sesamanya. Keseimbangan ini kadang-kadang sulit dicapai.

Ciri-ciri sosial:

Kelompok ini kurang memiliki akses pergaulan yang luas karena keterbatasan aktivitas geraknya. Dan kadang-kadang anak menampakkan sikap marah-marah (emosi) yang berlebihan tanpa sebab yang jelas. Untuk kegiatan belajar-mengajar di sekolah diperlukan alat-alat khusus penopang tubuh, misalnya kursi roda, kaki dan tangan buatan.

Sekian dulu ya,, soalnya dari buka tadi belum ngisi perut nie alias mau makan dulu. Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat ya, khususnya bagi teman-teman Jurusan Resos STKS Bandung angkatan 2008. Hehei..

Sumber: Blog Disabilitas comdev

1 komentar:

  1. hahahaa. search muter2 nyari blindism eeeh malah nyantol disini :p

    BalasHapus